Bigorexia, juga dikenal sebagai gangguan dismorfik otot atau gangguan ketidakpuasan tubuh berlebihan dengan otot, adalah kondisi psikologis di mana seseorang memiliki pandangan yang terdistorsi tentang tubuhnya, khususnya ototnya. Sebagian besar orang yang menderita bigorexia adalah pria. Ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan bigorexia:
1. **Tekanan Budaya dan Media**: Salah satu penyebab utama bigorexia adalah tekanan budaya dan media. Media sering menampilkan gambar tubuh pria yang sangat otot, berotot, dan atletis sebagai standar kecantikan atau maskulinitas. Ini menciptakan ekspektasi yang tidak realistis dan dapat mempengaruhi persepsi diri seseorang.
2. **Kecenderungan Perfeksionisme**: Orang yang memiliki kecenderungan perfeksionis cenderung lebih rentan terhadap bigorexia. Mereka mungkin memiliki standar yang sangat tinggi untuk tubuh mereka dan merasa tidak pernah cukup, terutama dalam hal kekuatan dan ukuran otot.
3. **Masalah Citra Tubuh**: Gangguan citra tubuh adalah komponen utama dari bigorexia. Orang dengan masalah citra tubuh yang negatif sering melihat diri mereka sebagai lemah atau kurus, bahkan jika mereka memiliki tubuh yang sangat bugar. Mereka mencari pemenuhan diri melalui peningkatan otot.
4. **Dorongan Sosial dan Pelecehan**: Beberapa orang mungkin mengalami tekanan sosial atau pelecehan yang mendorong mereka untuk mencapai tubuh yang lebih berotot atau atletis. Ini bisa datang dari teman, keluarga, atau bahkan lingkungan sekitar.
5. **Riwayat Gangguan Makan**: Ada hubungan antara bigorexia dan gangguan makan, terutama anoreksia atlet. Seseorang dengan anoreksia atlet mungkin mengalami dorongan untuk memiliki otot yang lebih besar sebagai pengganti berat badan yang sangat rendah.
6. **Gangguan Psikologis Lainnya**: Orang yang memiliki riwayat gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan psikologis lainnya lebih rentan terhadap bigorexia. Mereka mungkin menggunakan olahraga ekstrem atau pembentukan tubuh sebagai cara untuk mengatasi masalah psikologis mereka.
7. **Stereotip Gender**: Pemahaman gender dan stereotip gender juga memainkan peran. Sosialisasi tradisional bagi pria seringkali menekankan kekuatan, kebugaran, dan ukuran otot sebagai indikator maskulinitas. Ini dapat mendorong beberapa pria untuk mencari tubuh yang ideal sesuai dengan norma ini.
8. **Genetika dan Faktor Biologis**: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada faktor genetika yang dapat memengaruhi kerentanan seseorang terhadap bigorexia. Namun, genetika hanya berperan dalam kompleksitas gangguan ini dan bukan satu-satunya penyebab.
9. **Teori Neurotransmitter**: Beberapa teori juga mengaitkan bigorexia dengan ketidakseimbangan neurotransmitter dalam otak, terutama serotonin dan dopamin, yang dapat memengaruhi suasana hati dan persepsi diri.
10. **Pengaruh Olahraga dan Kebugaran**: Orang yang sangat terlibat dalam kebugaran dan olahraga sering memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap tubuh mereka. Tekanan ini dapat mengarah pada bigorexia jika tidak seimbang dengan pandangan yang realistis tentang tubuh.
Penting untuk diingat bahwa bigorexia adalah gangguan psikologis serius yang memerlukan perawatan dan dukungan profesional. Terapi kognitif perilaku (CBT) dan terapi dukungan sosial dapat membantu individu yang menderita bigorexia mengatasi masalah ini dan membangun persepsi diri yang lebih seimbang. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda-tanda bigorexia, penting untuk mencari bantuan medis segera.